Gemuruh di tanah yang kupijak
adalah risalah moyang yang terserak
kurenungi sebaris kalimat
yang kudengar lamat-lamat:
jadilah
penyelamat, bukan penghianat
Menatap pesisir yang mulai kabut
hatiku kalut. Ombak tak jua menyusut
angin menyisir sisa pasir di tepian
laut
Tanah warisan jadi tumbal
jimat leluhur sengaja digadai
tak peduli badai bertandang
kita telah kalah sebelum berperang
Risalah ini, kubawa pulang
ingin kusampaikan pada semua orang
bahwa kita belum terlambat untuk
berjuang
Totale, 2022
(Puisi ini publish di media NU Online Sumenep, 24 Juli 2022)
0 Komentar