Luka Kampung Halaman


 

Sudah saatnya aku kembali

berlabuh di sini, mendulang mimpi

meneguk getir puisi sendiri

 

Rasanya, baru kemarin aku beranjak

menitipkan kenangan yang berserak

pada nyiur yang janurnya merambai

jalanan sempit yang damai

lahan luas, tempat benih-benih bersemai

 

Serasa dalam mimpi

ketika kudapati kampungku tengah nyeri

dipasung tembok menjulang tinggi

dibacok ambisi kaum berdasi 

 

Orang bilang, kampungku jelita

memantulkan kemilau indah

membuat malam senantiasa rekah

 

Namun, pulang ke kampung sendiri

seperti bertandang ke tanah asing

seluruh kenangan kering

hanyut dalam desau mesin yang bising

 

Dalam lubang luka, aku dituntut tabah

memahat segala sisa gairah 

 

Totale, 2022

(Puisi ini publish di media NU Online Sumenep, 24 Juli 2022) 

Posting Komentar

0 Komentar