Perahuku
berlabuh
membawa kabar laut yang tak lagi biru
di bibir pantai, anak-anak merayu
pada dermaga yang masih lugu
Tambângan berdendang
para penumpang riang
meski ombak kian berang
ia tak lucut dari sembahyang
membelah laut Giliyang
Dermaga lugu penuh haru
menyisakan kelabu yang membisu
gundukan batu sebagai tugu
gemerlap lampu,
telanjangi laut yang semakin pilu
Perahu-perahu tersingkir
kaki nelayan nyaris tergelincir
dalam desah pesisir
nelayan tabah berzikir
Dermaga kian menjulang
bukan sekadar tempat lalu lalang
bisa saja yang datang, diam dan tak
pulang
Totale, 2022
Tambângan (bahasa Madura): perahu yang digunakan sebagai alat transportasi
(Puisi ini publish di media NU Online Sumenep, 24 Juli 2022)
0 Komentar